Museum Sejarah Jakarta (juga dikenal sebagai Museum Fatahillah) ini
bertempat di Balaikota mantan terletak di bagian lama kota yang sekarang
dikenal sebagai Jakarta Kota, beberapa ratus meter di belakang pelabuhan dan gudang dari Sunda Kelapa.
Awalnya bernama Stadhuis, gedung ini adalah kantor pusat
administratif dari Perusahaan India Timur Belanda, dan kemudian dari
Pemerintah Belanda. Dibangun tahun 1710 oleh Gubernur Jenderal van
Riebeeck, ini menyembunyikan bangunan padat di bawahnya ruang bawah
tanah yang terkenal dan penjara air kotor. Kebanyakan tahanan, baik
pemberontak Belanda dan Indonesia “pribumi” di depan umum dicambuk,
biadab tertusuk dan dieksekusi di alun-alun disebut
Stadhuisplein-sekarang dikenal sebagai Fatihillah Square-sementara
penguasa Belanda melihat ke bawah angkuh pada proses di bawah ini dari
serambi dan jendela atas.
Di Indonesia kebebasan tempur Jawa Pangeran Diponegoro, yang setia
ditangkap, dipenjarakan di sini pada tahun 1830 sebelum dibuang ke Manado di Sulawesi Utara. Lain pejuang kemerdekaan sebelumnya dipenjara di sini sekitar 1670 adalah Untung Suropati dari Jawa Timur.
Di tengah alun-alun adalah air mancur yang berfungsi sebagai
persediaan air untuk modal kolonial, Batavia, sementara ke utara adalah
meriam Portugis, diyakini font kesuburan.
Hari ini, Museum Sejarah Jakarta menampilkan sejarah Jakarta dari
masa prasejarah sampai berdirinya kota Jayakarta pada tahun 1527 oleh
Pangeran Fatahillah Banten, dan melalui penjajahan Belanda dari tanggal
16. abad dan seterusnya sampai Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Koleksinya meliputi replika Prasasti Tugu yang tanggal kembali ke
abad ke-5 di bawah masa pemerintahan Purnawarman Raja yang besar, bukti
bahwa pusat Kerajaan Tarumanegara terletak di sekitar pelabuhan saat ini
Tanjung Priok.
Bukti sejarah yang berkembang lebih lanjut dari Sunda Kelapa Harbour adalah
16. abad peta dan replika monumen Padrao 1522, memperingati perjanjian
persahabatan antara Portugis dan kerajaan Sunda. Lebih jauh, peta dan
gambar menunjukkan pembentukan Kota Jayakarta pada tahun 1527 oleh
Pangeran Fatahillah. Sementara koleksi kaya Betawi dan furnitur bergaya
Kolonial dating ke abad ke 17, 18 dan 19 milik salah satu yang paling
lengkap di dunia. Koleksi ini mencerminkan pengaruh unsur budaya
berbagai Kota Batavia, yaitu dari Eropa, khususnya dari Belanda, dari
Cina dan India serta dari Indonesia.
Dan untuk membawa kehidupan yang lebih dan kegiatan ke Batavia Lama persegi,
hari ini Pemerintah DKI Jakarta telah menyelenggarakan atraksi reguler
yang melibatkan masyarakat lokal dan budaya mereka. Pada hari Minggu,
acara dilakukan penyajian tari Zapin, kombinasi dari Betawi dan Timur
Tengah pengaruh, yang Barongsai Cina singa tari, Portugis dipengaruhi
musik keroncong, musik khas Betawi Tanjidor, fashion show batik, vintage
mobil parade, makanan dan souvenir dan kembang api.
Akses;
Alamat Museum adalah: Jakarta History Museum Jl. Taman Fatahillah Yah. 1 Jakarta BaratTelepon: (62 21) 692-9101 / 690-1483 Fax. (62 21) 690-2387
Untuk sampai di sana, Anda dapat menggunakan bus TransJakarta akan ke Kota dari Blok-M (Koridor 1). Berhenti di terminal terakhir, Kota. Ini akan menjadi beberapa blok ke museum.
Untuk sampai di sana, Anda dapat menggunakan bus TransJakarta akan ke Kota dari Blok-M (Koridor 1). Berhenti di terminal terakhir, Kota. Ini akan menjadi beberapa blok ke museum.
Sumber: Departemen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Kepada Kawan - Kawan Semua, Berkomentarlah dengan baik dan sopan.
Jika ada Embel - Embel Link mohon maaf, komentar akan saya hapus.